Saturday 22 February 2014

Ilmuwan China Tumbuhkan Gigi dari Air Seni

Ilmuwan China Tumbuhkan Gigi dari Air Seni

Para ilmuwan China telah menumbuhkan gigi dewasa dari stem cells (sel punca) yang dikultur dari air seni manusia.
Para ilmuwan China mengklaim mereka telah dapat menumbuhkan gigi baru dari sumber yang unik: Air seni manusia.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam penerbitan ilmiah Cell Regeneration Journal, para peneliti dari Guangzhou Institutes of Biomedicine and Health mengatakan mereka dapat menciptakan "induced pluripotent stem cells" (iPSCs) atau sel punca pluripoten yang diinduksi dari sel-sel pada air seni manusia dan membentuknya menjadi tipe-tipe sel berbeda yang menyerupai komponen-komponen gigi, seperti email, dentin, sementum dan pulp.

Sel punca terlihat sangat menjanjikan karena kemampuan mereka untuk dibuat menjadi banyak jenis sel termasuk sel jantung dan bahkan sel syaraf.

Setelah mengkultur iPSCs, mereka kemudian dicampur dengan sel-sel tikus dan ditransplantasikan ke rahang tikus. Dalam tiga minggu, "struktur seperti gigi tumbuh," namun hanya dengan tingkat keberhasilan 30 persen.

Meski percobaan tersebut memberikan harapan bagi mereka yang kehilangan gigi karena pembusukan atau cedera, gigi yang ditumbuhkan dalam proses tersebut hanya memiliki sepertiga dari tingkat kekerasan gigi manusia.

Mengembangkan sel punca dari air seni menghindari kontroversi penggunaan sel punca embrionik manusia, Namun Chris Mason, ilmuwan sel punca dan profesor dari University College London, megnatakan pada BBC bahwa air seni bukan sumber sel punca yang baik dan rentan infeksi.

"Kita tidak dapat membuatnya dengan cara seperti itu," ujarnya.
 
sumber : VOA

Ilmuwan AS Temukan Cara Baru Hasilkan Bahan Bakar Hidrogen

Ilmuwan AS Temukan Cara Baru Hasilkan Bahan Bakar Hidrogen

Mimpi untuk menggunakan hidrogen sebagai sumber bahan bakar bersih mungkin selangkah lebih dekat menuju kenyataan, menurut sebuah laporan ilmiah terbaru.
Sebuah tim peneliti dari University of Colorado Boulder di Amerika Serikat mengatakan mereka telah mengembangkan sebuah sistem yang akan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk memecah air menjadi elemen-elemen hidrogen dan oksigen.

Metode tersebut menggunakan sejumlah besar cermin yang akan memusatkan cahaya matahari ke satu titik di atas menara pusat. Suhu-suhu di sana dapat naik sampai mencapai 1.350 derajat Celsius. Energi tersebut akan dikirim ke tabung reaktor yang mengandung oksida logam, yang jika dipanaskan akan melepaskan atom-atom oksigen, menurut laporan yang dimuat di jurnal Science tersebut.

Hal itu akan menyebabkan unsur-unsur mencari atom-atom oksigen baru. Ketika uap yang dihasilkan dari air mendidih dalam tabung reaktor ditambahkan, molekul-molekul oksigen akan menempel pada oksida legam, membebaskan molekul-molekul hidrogen untuk berkumpul menjadi gas, menurut laporan tersebut.

"Kami telah merancang sesuatu di sini yang sangat berbeda dari metode-metode lainnya dan secara jujur sesuatu yang tidak pernah dikira mungkin sebelumnya," ujar profesor Alan Weimer dalam sebuah pernyataan. Ia merupakan anggota tim yang bekerja dalam proyek tersebut.

"Memisahkan elemen-elemen air dengan cahaya matahari merupakan puncak ekonomi hidrogen yang berkelanjutan," ujarnya.

Meski ada metode-metode lain untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen, para ilmuwan di Colorado Boulder mengatakan metode mereka unik karena dua reaksi kimia dapat dilakukan pada suhu yang sama.

“Pendekatan-pendekatan yang lebih konvensional memerlukan kontrol dari pemindahan suhu dalam reaktor dari panas ke dingin, dan memasukkan uap ke dalam sistem," ujar asisten profesor Charles Musgrave.

“Salah satu inovasi-inovasi besar dalam sistem kita adalah tidak adanya pemindahan suhu. Semua proses didorong dengan menutup atau membuka keran uap."

Meski ada penemuan tersebut, komersialisasi reaktor solar-termal tersebut sepertinya masih perlu waktu bertahun-tahun.

Dengan metode baru tersebut, jumlah hidrogen yang diproduksi untuk sel-sel bahan bakar untuk penyimpanan tergantung dari jumlah oksida logam -- yang dibuat dari gabungan besi, kobalt, aluminium dan oksigen -- dan berapa banyak uap yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut.  

sumber : VOA

Ilmuwan Belanda Ciptakan Daging Burger di Laboratorium Para ilmuwan Belanda telah meluncurkan hamburger pertama di dunia yang dikembangkan di laboratorium pada sebuah acara di London.

Ilmuwan Belanda Ciptakan Daging Burger di Laboratorium

Para ilmuwan Belanda telah meluncurkan hamburger pertama di dunia yang dikembangkan di laboratorium pada sebuah acara di London.
Daging burger seberat 140 gram yang dikembangkan para ilmuwan Belanda, dibuat dari lapisan daging yang dikembangkan dari sel-sel otot sapi.

Burger itu memerlukan waktu lebih dari dua tahun untuk diproduksi dengan biaya sekitar 300.000 dolar.

Relawan yang mencicipi burger goreng itu hari Senin mengatakan rasanya mirip burger pada umumnya.

"Ada beberapa rasa yang menonjol. Mirip daging, tapi kurang empuk," kata pakar nutrisi Austria Hanni Ruetzler.

Para ilmuwan mengatakan mereka berharap daging yang dikembangkan di laboratorium suatu hari nanti dapat meringankan kelangkaan pangan dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan produksi daging.  

sumber : VOA