Wednesday 19 February 2014

Jumlah Penderita Diabetes di Dunia Meningkat Tajam

Jumlah Penderita Diabetes di Dunia Meningkat Tajam

Menurut hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal the Lancet, jumlah orang dewasa di seluruh dunia yang mengidap diabetes telah berlipat ganda dalam tiga dasawarsa terakhir, melonjak hingga hampir 350 juta orang.
Diabetes adalah masalah global. Penelitian baru menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang dewasa di berbagai negara di seluruh dunia mengidap diabetes. Goodarz Danaei, peneliti pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Harvard dan salah seorang penulis penelitian tersebut, mengatakan, "Penelitian kami menunjukkan bahwa hal itu tidak lagi penyakit di negara-negara makmur."

Tim peneliti mengumpulkan data tentang kadar gula darah dari hampir tiga juta orang di 200 negara selama periode tiga puluh tahun. Sebagian besar peserta mengidap diabetes tipe dua, penyakit yang terkait dengan penuaan, obesitas dan tidak melakukan aktivitas fisik.

Pengidap diabetes tidak bisa mengontrol kadar gula darah mereka. Hal ini dapat memicu penyakit jantung dan stroke, lumpuh dan kematian dini.

Bahkan di negara-negara di mana diabetes tidak merajalela, populasi telah meningkat dan begitu juga jumlah penderita diabetesnya.

Dokter Danaei mengatakan, "Meskipun jika hanya satu atau dua persen populasi mengidap diabetes, tetapi jika penduduk negara itu lebih dari satu miliar orang, jumlah pasien diabetes yang begitu sedikit akan menaikkan biaya dan sumber daya yang harus dipikul oleh sistem kesehatan negara itu untuk menangani pengelolaan dan pemberantasan penyakit. "

Diabetes adalah salah satu penyakit termahal untuk diobati karena memerlukan perawatan jangka panjang, tidak hanya untuk mengatur kadar gula darah, tapi juga terkait dengan komplikasi medis yang serius. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan lebih dari 70 persen pengidap diabetes tinggal di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Banyak orang di negara-negara ini tidak mampu membeli obat-obatan yang mereka butuhkan untuk mengontrol diabetes mereka dan demikian pula negara-negara yang anggaran kesehatan masyarakatnya sedikit.

Dokter Danaei lebih lanjut mengatakan,"Mereka harus menemukan cara yang hemat biaya untuk mencegah penyakit itu atau mendiagnosis penyakit itu pada tahap awal atau mengobati komplikasi diabetes itu dengan cara yang lebih efektif."

Para penulis penelitian itu mengatakan negara-negara perlu secara agresif mengedepankan gaya hidup sehat. Hal sama juga dikatakan para dokter yang mengobati penyakit ini, seperti Dokter Betul Hatipolu. Ia mengatakan, "Saya ingin sekali memberitahu semua orang bahwa mereka harus berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat. Jika tidak, semua orang berisiko terkena diabetes."

Kedua penulis penelitian itu mengatakan diabetes kemungkinan akan menjadi salah satu fitur yang menentukan dalam kesehatan global kecuali jika kampanye kesehatan masyarakat untuk mencegahnya berhasil.

sumber : VOA

No comments: