1. Bentuk
bentuk perubahan sosial
Menurut Prof. Dr. Soerjono bentuk-bentuk perubahan
sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, seperti:
I.
Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan
yang terjadi secara cepat.
·
Perubahan secara
lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau
suatu kehendak tertentu.
- Perubahan secara cepat disebut revolusi, dalam revolusi perubahan yang terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.
II.
Perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang
pengaruhnya besar.
a.
Perubahan yang
pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak bisa
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti dalam masyarakat.
b.
Perubahan yang
pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.
III.
Perubahan yang di kehendaki dan perubahan yang tidak
dikehendaki.
a.
Perubahan yang
dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin.
b.
Perubahan sosial yang
tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta
berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan
timbulnya akibat yang tidak diingini.
2.
Sebab sebab terjadinya perubahan sosial
·
Adanya
penemuan-penemuan baru
Manusia dengan kemampuan akal pikiran memiliki
dorongan-dorongan yang kuat untuk mengadakan kegiatan penelitian sehingga
menghasilkan penemuan-penemuan baru yang dikenal dengan istilah discovery.
·
Penemuan-penemuan
baru tersebut tidak berhenti begitu saja.
Para ahli akan selalu melakukan langkah-langkah
pengembangan yang dikenal dengan istilah inovasi, sehingga kebudayaan akan
mengalami proses penyempurnaan.
·
Terjadinya mobilitas
penduduk
Mobilitas penduduk, baik yang berupa urbanisasi, bedol
desa, transmigrasi, imigrasi, emigrasi, maupun remigrasi telah menyebabkan
terjadinya pengurangan penduduk di suatu daerah tertentu dan sekaligus
penambahan penduduk di daerah lainnya.
·
Adanya konflik-konflik
dalam kehidupan masyarakat
Mobilitas penduduk dengan segala macam dinamika yang
terjadi juga dapat menyebabkan terjadinya konflik-konflik sosial, baik yang
melibatkan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok,
maupun antara kelompok dengan kelompok. Konflik-konflik yang berkembang tersebut
tidak selalu bersifat negatif.
·
Terjadinya
revolusi dalam kehidupan masyarakat
Sejarah telah mencatat
berbagai macam revolusi, yakni suatu perubahan yang terjadi secara
besar-besaran dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.
3.
Proses perubahan sosial
·
Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang meliputi ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan
sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain
dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Ada tiga bentuk difusi, yaitu difusi ekspansi, difusi
relokasi, dan difusi bertingkat (cascade).
a.
Difusi ekspansi
adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana informasi atau materi
menjalar dari satu daerah ke daerah lain yang semakin lama semakin meluas.
b.
Difusi relokasi
adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana informasi atau materi
pindah meninggalkan daerah asal menuju ke daerah baru.
c.
Difusi bertingkat
(cascade) adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana penjalaran
informasi atau materi melalui tingkatan dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas.
Merujuk pada pengertian difusi di atas, maka kita
dapat membedakan dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi
antarmasyarakat.
a.
Difusi
intramasyarakat (intrasociety diffusion) adalah difusi unsur
kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.
b.
Difusi
antarmasyarakat (intersociety diffusion) adalah difusi unsur
kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
c.
Perembesan damai
(penetration passifique) adalah masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat
tanpa menggunakan kekerasan dan paksaan.
d.
Perembesan dengan
kekerasan (penetration violente) adalah masuknya unsur baru ke dalam suatu
masyarakat yang diwarnai dengan penggunaan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak
kebudayaan masyarakat penerima.
e.
Simbiotik adalah
proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup
berdampingan.
·
Akulturasi
Istilah akulturasi dapat diartikan sebagai proses
sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan
sendiri.
·
Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang
timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung
dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan dari
golongangolongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi
unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.
·
Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk
didapatinya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan
kelompokkelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilainilai yang
berlaku di masyarakat.
4.
Faktor-faktor yang
Mendorong Jalannya Proses Perubahan Sosial
Adapun secara umum, faktor-faktor yang diperkirakan
dapat mendorong (memperlancar/mempercepat) bagi jalannya proses perubahan
sosial itu antara lain:
a). Adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah
misalnya diffusion. Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari seseorang kepada orang lain, dan dari satu masyarakat ke
masyarakat lain.
b). Adanya sikap terbuka nterhadap karya serta
keinginan orang lain untuk maju
Sikap menghargai karya orang lain dan
keinginan-keinginan untuk maju merupakan salah satu pendorong bagi jalannya
perubahan-perubahan. Apabila sikap tersebut telah melembaga, maka masyarakat
akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk mengadakan penemuanpenemuan
baru.
c). Adanya
Sistem pendidikan formal yang maju
Sistem pendidikan yang baik yang didukung oleh
kurikulum adaptif maupun fleksibel misalnya, akan mampu mendorong terjadinya
perubahan-perubahan sosial budaya.
d). Sikap berorientasi ke masa depan
Adanya prinsip bahwa setiap manusia harus berorientasi
ke masa depan, menjadikan manusia tersebut selalu berjiwa (bersikap)
optimistis. Perasaan dan sikap optimistis, adalah sikap dan perasaan yang
selalu percaya akan diperolehnya hasil yang lebih baik, atau mengharapkan
adanya hari esok yang lebih baik dari hari sekarang.
e). Sistem lapisan masyarakat yang bersifat terbuka
(open stratification)
Sistem stratifikasi sosial yang terbuka memungkinkan
adanya gerak vertikal yang luas yang berarti memberi kesempatan bagi
individu-individu untuk maju berdasar kemampuannya.
f). Adanya komposisi penduduk yang heterogen
Pada kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari
berbagai latar belakang seperti kebudayaan, ras (etnik), bahasa, ideologi,
status sosial, dan lain-lain, atau yang lebih populer dinamakan “masyarakat heterogen”,
lebih mempermudah bagi terjadinya pertentangan-pertentangan ataupun
kegoncangan-kegoncangan.
g). Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar
untuk memperbaiki hidupnya
Nasib manusia memang sudah ditentukan oleh Tuhan,
namun adalah menjadi tugas dan kewajiban manusia untuk senantiasa berikhtiar
dan berusaha guna memperbaiki taraf kehidupannya.
h). Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang
kehidupan tertentu
Munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidangbidang kehidupan tertentu, misalnya adanya pelaksanaan pembangunan yang
hanya menguntungkan golongan tertentu, pembagian hasil pembangunan yang tidak
merata, semakin melebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, dan
lain-lain, dapat menyebabkan terjadinya kekecewaan dalam masyarakat
.
5. Faktor-faktor
yang Menghambat Jalannya Proses Perubahan Sosial
·
Adapun
faktor-faktor yang diperkirakan dapat menghambat atau menghalangi bagi
terjadinya proses perubahan sosial tersebut antara lain:
A). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
Salah satu aspek pendorong terjadinya
perubahan sosial budaya adalah majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek).
B). Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Adanya kehidupan masyarakat yang tertutup,
hingga menyebabkan setiap warganya sulit untuk melakukan kontak atau hubungan
dengan masyarakat lain, menyebabkan warga masyarakat tersebut terasing dari
dunia luar.
C). Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat
akan terjadinya kegoyahan seandainya terjadi integrasi di antara berbagai
unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu faktor lain terhambatnya suatu
proses perubahan sosial budaya.
D). Adat dan kebiasaan
Setiap masyarakat di manapun tempatnya, pasti
memiliki adat serta kebiasaan tertentu yang harus ditaati dan diikuti oleh
seluruh anggota masyarakat. Adat dan kebiasaan adalah seperangkat norma-norma
(aturan tidak tertulis) yang berfungsi sebagai pedo-man bertingkah laku bagi
seluruh anggota masyarakat.
E). Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat (vested
interests)
Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal
sistem berlapis-lapisan, pasti akan ada sekelompok orang-orang yang menikmati
kedudukan dalam suatu proses perubahan.
F). Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup
Adanya sikap semacam itu, misalnya dapat saja
dialami oleh suatu masyarakat (bangsa) yang pada masa lalunya pernah mengalami
pengalaman pahit selama berinteraksi dengan masyarakat (bangsa) lainnya di
dunia.
G). Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki
Di kalangan masyarakat terdapat kepercayaan
bahwa hidup di dunia itu tidak perlu ngoyo(terlalu berambisi) sebab baik
buruknya suatu kehidupan (nasib/takdir) itu sudah ada yang mengatur, oleh
karena itu harus dijalaninya secara wajar.
H). Hambatan yang bersifat ideologis
Adanya faktor penghambat yang bersifat
ideologis, karena biasanya setiap usaha mengadakan perubahan-perubahan pada
unsur-unsur kebudayaan rohaniah, akan diartikan sebagai suatu usaha yang
berlawanan dengan ideologi masyarakat yang merupakan dasar bagi terciptanya
integrasi dari masyarakat yang bersangkutan.
I). Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Apabila di dalam masyarakat muncul suatu
sikap mengagungagungkan akan tradisi masa lampau serta menganggap bahwa tradisi
tersebut secara mutlak tak dapat dirubah, maka sudah dapat dipastikan bahwa
pada masya-rakat tersebut akan mengalami hambatan-hambatan dalam proses
perubahan sosial budayanya.
·
Selain
yang sudah disebutkan di atas, dilihat dari segi intern (dari dalam masyarakat
yang mengalami perubahan), terjadinya proses perubahan sosial juga dapat
terhambat oleh karena adanya faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Adanya
sikap masyarakat yang ragu-ragu, bahkan curiga terhadap sesuatu yang baru yang
dianggap dapat berdampak negatif.
2.
Adanya
kecenderungan dari masyarakat untuk menyukai dan mempertahankan sesuatu hal
yang lama.
3.
Kurangnya
pengetahuan dan pendidikan masyarakat terhadap sesuatu yang baru
.
6. Teori Perubahan
Sosial
Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat
dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern.
·
Teori Klasik Perubahan Sosial
Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial
dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan social pola linear,
perubahan social pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola.
a) Pola Linear
Perubahan sosial
mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan
bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami,
pasti, sama, dan tak terletakkan.
b) Pola Siklus
Menurut pola siklus,
masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat
lain di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya, namun suatu
saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan.
c). Gabungan Beberapa Pola
Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus.
Perubahan sosial dalam masyarakat bias berbentuk pola siklus dan linear. Contoh
perubahan linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx. Menurut Marx, masyarakat
berubah dari masyarakat komunis tradisional ke arah komunis kaum borjuis yang
akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk masyarakat komunis.
Pemikiran siklis Marx terlihat dari pandangannya bahwa sejarah manusia adalah
sejarah perjuangan terus menerus antara kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah
satu kelas menguasai kelas lainya siklus akan berulang lagi.
·
TEORI-TEORI
MODERN TENTANG PERUBAHAN SOSIAL
1. Teori
Modernisasi
Teori ini melihat bahwa perubahan negara-negara
terbelakang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat.
Caranya melalui proses modernisasi. Sehingga dari negara terbelakang menjadi
negara berkembang dan selanjutnya menjadi negara modern.
2. Teori
Ketergantungan
Teori ini melihat bahwa ada ketergantungan
secara ekonomi dari negara-negara dunnia ketiga terhadap negara-negara
industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan investasi dan pinjaman dari
negara-negara industri.
3. Teori
Sistem Dunia
Teori ini dibuat oleh Immanuel Wallerstein. Ia
menyatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu
negara inti, negara semi-periferi, dan negara periferi. Negara inti adalah
negara di Eropa Barat, sedangkan negara semi-periferi adalah negara Eropa
Selatan, negara periferi adalah negara kawasan Asia dan Afrika.
No comments:
Post a Comment