Monday 3 February 2014

PERUBAHAN SOSIAL SECARA SINGKAT


1.      Bentuk bentuk perubahan sosial
Menurut Prof. Dr. Soerjono bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, seperti:
        I.            Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara  cepat.
·         Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi   dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu.
  • Perubahan secara cepat disebut revolusi, dalam revolusi perubahan yang terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.
     II.            Perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar.
a.       Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti dalam masyarakat.
b.      Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.
   III.            Perubahan yang di kehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki.
a.       Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin.
b.      Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diingini.

2.      Sebab sebab terjadinya perubahan sosial
·         Adanya penemuan-penemuan baru
Manusia dengan kemampuan akal pikiran memiliki dorongan-dorongan yang kuat untuk mengadakan kegiatan penelitian sehingga menghasilkan penemuan-penemuan baru yang dikenal dengan istilah discovery.
·         Penemuan-penemuan baru tersebut tidak berhenti begitu saja.
Para ahli akan selalu melakukan langkah-langkah pengembangan yang dikenal dengan istilah inovasi, sehingga kebudayaan akan mengalami proses penyempurnaan.
·         Terjadinya mobilitas penduduk
Mobilitas penduduk, baik yang berupa urbanisasi, bedol desa, transmigrasi, imigrasi, emigrasi, maupun remigrasi telah menyebabkan terjadinya pengurangan penduduk di suatu daerah tertentu dan sekaligus penambahan penduduk di daerah lainnya.
·         Adanya konflik-konflik dalam kehidupan masyarakat
Mobilitas penduduk dengan segala macam dinamika yang terjadi juga dapat menyebabkan terjadinya konflik-konflik sosial, baik yang melibatkan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Konflik-konflik yang berkembang tersebut tidak selalu bersifat negatif.
·         Terjadinya revolusi dalam kehidupan masyarakat
Sejarah telah mencatat berbagai macam revolusi, yakni suatu perubahan yang terjadi secara besar-besaran dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.

3.      Proses perubahan sosial
·         Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Ada tiga bentuk difusi, yaitu difusi ekspansi, difusi relokasi, dan difusi bertingkat (cascade).
a.       Difusi ekspansi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana informasi atau materi menjalar dari satu daerah ke daerah lain yang semakin lama semakin meluas.
b.      Difusi relokasi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana informasi atau materi pindah meninggalkan daerah asal menuju ke daerah baru.
c.       Difusi bertingkat (cascade) adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana penjalaran informasi atau materi melalui tingkatan dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Merujuk pada pengertian difusi di atas, maka kita dapat membedakan dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
a.       Difusi intramasyarakat (intrasociety diffusion) adalah difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.
b.      Difusi antarmasyarakat (intersociety diffusion) adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
c.       Perembesan damai (penetration passifique) adalah masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa menggunakan kekerasan dan paksaan.
d.      Perembesan dengan kekerasan (penetration violente) adalah masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan penggunaan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima.
e.       Simbiotik adalah proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan.
·         Akulturasi
Istilah akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
·         Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan dari golongangolongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.
·         Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompokkelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilainilai yang berlaku di masyarakat.

4.      Faktor-faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan Sosial
Adapun secara umum, faktor-faktor yang diperkirakan dapat mendorong (memperlancar/mempercepat) bagi jalannya proses perubahan sosial itu antara lain:
a). Adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah misalnya diffusion. Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari seseorang kepada orang lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
b). Adanya sikap terbuka nterhadap karya serta keinginan orang lain untuk maju
Sikap menghargai karya orang lain dan keinginan-keinginan untuk maju merupakan salah satu pendorong bagi jalannya perubahan-perubahan. Apabila sikap tersebut telah melembaga, maka masyarakat akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk mengadakan penemuanpenemuan baru.
c).  Adanya Sistem pendidikan formal yang maju
Sistem pendidikan yang baik yang didukung oleh kurikulum adaptif maupun fleksibel misalnya, akan mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial budaya.
d). Sikap berorientasi ke masa depan
Adanya prinsip bahwa setiap manusia harus berorientasi ke masa depan, menjadikan manusia tersebut selalu berjiwa (bersikap) optimistis. Perasaan dan sikap optimistis, adalah sikap dan perasaan yang selalu percaya akan diperolehnya hasil yang lebih baik, atau mengharapkan adanya hari esok yang lebih baik dari hari sekarang.
e). Sistem lapisan masyarakat yang bersifat terbuka (open stratification)
Sistem stratifikasi sosial yang terbuka memungkinkan adanya gerak vertikal yang luas yang berarti memberi kesempatan bagi individu-individu untuk maju berdasar kemampuannya.
f). Adanya komposisi penduduk yang heterogen
Pada kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang seperti kebudayaan, ras (etnik), bahasa, ideologi, status sosial, dan lain-lain, atau yang lebih populer dinamakan “masyarakat heterogen”, lebih mempermudah bagi terjadinya pertentangan-pertentangan ataupun kegoncangan-kegoncangan.
g). Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
Nasib manusia memang sudah ditentukan oleh Tuhan, namun adalah menjadi tugas dan kewajiban manusia untuk senantiasa berikhtiar dan berusaha guna memperbaiki taraf kehidupannya.
h). Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
Munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap bidangbidang kehidupan tertentu, misalnya adanya pelaksanaan pembangunan yang hanya menguntungkan golongan tertentu, pembagian hasil pembangunan yang tidak merata, semakin melebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, dan lain-lain, dapat menyebabkan terjadinya kekecewaan dalam masyarakat
.
5.      Faktor-faktor yang Menghambat Jalannya Proses Perubahan Sosial
·         Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat menghambat atau menghalangi bagi terjadinya proses perubahan sosial tersebut antara lain:
A). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
Salah satu aspek pendorong terjadinya perubahan sosial budaya adalah majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
B). Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Adanya kehidupan masyarakat yang tertutup, hingga menyebabkan setiap warganya sulit untuk melakukan kontak atau hubungan dengan masyarakat lain, menyebabkan warga masyarakat tersebut terasing dari dunia luar.
C). Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan 
Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat akan terjadinya kegoyahan seandainya terjadi integrasi di antara berbagai unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu faktor lain terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya.
D). Adat dan kebiasaan
Setiap masyarakat di manapun tempatnya, pasti memiliki adat serta kebiasaan tertentu yang harus ditaati dan diikuti oleh seluruh anggota masyarakat. Adat dan kebiasaan adalah seperangkat norma-norma (aturan tidak tertulis) yang berfungsi sebagai pedo-man bertingkah laku bagi seluruh anggota masyarakat.
E). Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat (vested interests)
Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem berlapis-lapisan, pasti akan ada sekelompok orang-orang yang menikmati kedudukan dalam suatu proses perubahan.
F). Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup
Adanya sikap semacam itu, misalnya dapat saja dialami oleh suatu masyarakat (bangsa) yang pada masa lalunya pernah mengalami pengalaman pahit selama berinteraksi dengan masyarakat (bangsa) lainnya di dunia.
G). Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki
Di kalangan masyarakat terdapat kepercayaan bahwa hidup di dunia itu tidak perlu ngoyo(terlalu berambisi) sebab baik buruknya suatu kehidupan (nasib/takdir) itu sudah ada yang mengatur, oleh karena itu harus dijalaninya secara wajar.
H). Hambatan yang bersifat ideologis
Adanya faktor penghambat yang bersifat ideologis, karena biasanya setiap usaha mengadakan perubahan-perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, akan diartikan sebagai suatu usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang merupakan dasar bagi terciptanya integrasi dari masyarakat yang bersangkutan.
I). Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Apabila di dalam masyarakat muncul suatu sikap mengagungagungkan akan tradisi masa lampau serta menganggap bahwa tradisi tersebut secara mutlak tak dapat dirubah, maka sudah dapat dipastikan bahwa pada masya-rakat tersebut akan mengalami hambatan-hambatan dalam proses perubahan sosial budayanya.
·         Selain yang sudah disebutkan di atas, dilihat dari segi intern (dari dalam masyarakat yang mengalami perubahan), terjadinya proses perubahan sosial juga dapat terhambat oleh karena adanya faktor-faktor sebagai berikut:
1.      Adanya sikap masyarakat yang ragu-ragu, bahkan curiga terhadap sesuatu yang baru yang dianggap dapat berdampak negatif.
2.      Adanya kecenderungan dari masyarakat untuk menyukai dan mempertahankan sesuatu hal yang lama.
3.      Kurangnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat terhadap sesuatu yang baru
.
6.      Teori Perubahan Sosial
Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern.
·         Teori Klasik Perubahan Sosial
Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan social pola linear, perubahan social pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola.
a)      Pola Linear
Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terletakkan.
b)      Pola Siklus
Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan.
c). Gabungan Beberapa Pola
Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Perubahan sosial dalam masyarakat bias berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx. Menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis tradisional ke arah komunis kaum borjuis yang akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marx terlihat dari pandangannya bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas lainya siklus akan berulang lagi.
·         TEORI-TEORI  MODERN TENTANG PERUBAHAN SOSIAL

1.      Teori Modernisasi
Teori ini melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Caranya melalui proses modernisasi. Sehingga dari negara terbelakang menjadi negara berkembang dan selanjutnya menjadi negara modern.
2.      Teori Ketergantungan
Teori ini melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi dari negara-negara dunnia ketiga terhadap negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan investasi dan pinjaman dari negara-negara industri.
3.      Teori Sistem Dunia
Teori ini dibuat oleh Immanuel Wallerstein. Ia menyatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu negara inti, negara semi-periferi, dan negara periferi. Negara inti adalah negara di Eropa Barat, sedangkan negara semi-periferi adalah negara Eropa Selatan, negara periferi adalah negara kawasan Asia dan Afrika.

No comments: